Facundo Garces, bek asal Argentina yang baru saja resmi menjadi warga negara Malaysia, langsung menjadi sorotan. Naturaliasi pemain yang sebelumnya memperkuat Deportivo Alaves di La Liga Spanyol ini menuai beragam reaksi dari penggemar sepak bola Malaysia. Meski kehadirannya dinilai dapat memperkuat lini pertahanan Harimau Malaya, tidak sedikit yang mempertanyakan keputusan ini.
Profil Singkat Facundo Garces
Facundo Garces saat ini berusia 25 tahun. Sebelum berlabuh di Malaysia, ia tampil membela klub asal Spanyol, Deportivo Alaves. Dengan postur 1,86 meter, Garces dikenal sebagai bek tengah yang kokoh dan memiliki kemampuan duel udara yang baik. Sebelumnya, ia mengawali karier profesionalnya di Colon, klub asal negara kelahirannya, Argentina.
Selama setengah musim bersama Alaves di La Liga, Garces tampil sebanyak 10 kali. Ia memperlihatkan performa konsisten, termasuk dalam laga menghadapi Atletico Madrid. Dalam pertandingan tersebut, Garces sukses meredam serangan lini depan Atletico yang diperkuat nama besar seperti Julian Alvarez dan Antoine Griezmann, sekaligus mengukuhkan posisinya sebagai andalan di sektor pertahanan Alaves.
Proses Naturalisasi Facundo Garces
Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) resmi mengumumkan bahwa Garces telah menyelesaikan seluruh proses naturalisasi pada awal Juni 2025. Ia kini berhak memperkuat Timnas Malaysia dan telah mengikuti sesi latihan bersama skuad asuhan Peter Cklamovski.
Langkah FAM ini merupakan bagian dari proyek jangka panjang dalam meningkatkan kualitas tim nasional dengan mendatangkan pemain berpengalaman dari kompetisi top dunia. Naturaliasi Garces juga bertujuan memperkuat lini belakang Malaysia dalam menghadapi kualifikasi Piala Asia 2027.
Mengapa Facundo Garces Menuai Kontroversi?
Proses naturalisasi Garces tidak lepas dari kontroversi. Sejumlah pihak menilai kebijakan ini mengurangi kesempatan bagi pemain lokal untuk berkembang di level internasional. Sebagian penggemar sepak bola Malaysia juga mempertanyakan urgensi mendatangkan pemain asing keturunan non-Malaysia.
Namun, di sisi lain, ada yang melihat kehadiran Garces sebagai suntikan kualitas yang sangat dibutuhkan. Dengan pengalaman menghadapi pemain-pemain top dunia di La Liga, Garces diharapkan mampu memberikan stabilitas di lini belakang Malaysia dan meningkatkan daya saing di tingkat Asia.
Komentar Resmi Facundo Garces
Dalam konferensi pers usai pengumuman naturalisasi, Garces menyampaikan komitmennya untuk berjuang bersama Harimau Malaya.
“Saya merasa terhormat bisa bergabung dengan Timnas Malaysia. Saya berjanji akan memberikan seluruh kemampuan saya untuk membawa tim ini meraih prestasi,” ujar Garces.
Ia menambahkan bahwa keputusannya untuk membela Malaysia didasari rasa hormat kepada negara yang telah memberinya kesempatan baru dalam karier sepak bolanya.
Asal Usul Facundo Garces
Facundo Garces bukanlah kelahiran Malaysia. Ia lahir di Santa Fe, Argentina, pada 5 September 1999. Namun, ia diketahui memiliki garis keturunan Malaysia dari pihak neneknya. Klaim ini menjadi dasar utama dalam proses naturalisasi Garces sesuai dengan regulasi FIFA, yang mengizinkan pemain membela negara lain jika memiliki hubungan darah hingga generasi ketiga.
Meskipun begitu, hingga kini belum ada pernyataan resmi yang gamblang dari pihak terkait mengenai asal-usul nenek Garces. Kurangnya transparansi ini memicu pertanyaan dan kontroversi dari publik serta penggemar sepak bola mengenai keabsahan proses naturalisasi tersebut.
Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) sendiri telah menyatakan bahwa Garces memenuhi semua persyaratan pendaftaran dan kelayakan untuk membela Timnas Malaysia. Walau demikian, kekhawatiran terhadap potensi sanksi dari FIFA tetap ada, mengingat kasus serupa pernah menimpa Timor Leste pada 2017 akibat pelanggaran dalam proses naturalisasi pemain.
Sebagai tambahan, Garces belum pernah membela tim nasional Argentina di level manapun, sehingga proses perpindahan asosiasinya ke Malaysia tidak menghadapi hambatan administratif dari Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA).
Dengan demikian, walaupun Garces bukan kelahiran Malaysia, klaim keturunan dari neneknya menjadi fondasi dari proses naturalisasi ini, meskipun kontroversi seputar keabsahan dan transparansi proses tersebut masih menjadi bahan perbincangan.
