Laga pembuka BRI Super League 2025/2026 menghadirkan drama yang tak terduga. Persebaya Surabaya, yang tampil di depan puluhan ribu pendukungnya di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), harus mengakui keunggulan tamunya, PSIM Yogyakarta, dengan skor tipis 0-1. Gol tunggal Ezequiel Vidal di masa injury time membuat Laskar Mataram pulang dengan senyum lebar, sekaligus membawa pulang tiga poin perdana musim ini.
Babak Pertama: Pertahanan Solid PSIM Bikin Persebaya Frustrasi
Kick-off dimulai dengan atmosfer panas khas GBT. Suporter Persebaya yang memadati stadion sejak sore hari jelas berharap tim kesayangannya membuka musim dengan kemenangan. Namun, PSIM datang bukan untuk sekadar bertahan — mereka menunjukkan kedisiplinan luar biasa dalam menjaga lini belakang.
Peluang pertama tuan rumah hadir pada menit ke-12 melalui Malik Risaldi. Menerima umpan terobosan dari Francisco Rivera, Malik melepaskan tembakan keras yang mengarah ke tiang jauh, namun kiper PSIM, Cahya Supriadi, bereaksi cepat untuk menepis bola.
Enam menit berselang, giliran PSIM yang hampir memecah kebuntuan. Dejan Tumbas, bek Persebaya yang coba membantu serangan, kehilangan bola di area berbahaya. Peluang emas itu dimanfaatkan Deri Corfe yang langsung mengancam gawang, tetapi Ernando Ari dengan sigap menutup ruang tembak.
Menit ke-21, PSIM kembali menebar ancaman. Deri Corfe melepaskan tendangan jarak jauh yang memaksa Ernando melakukan penyelamatan kedua. Meski beberapa kali saling mengancam, hingga peluit babak pertama dibunyikan, skor tetap 0-0.
Babak Kedua: Persebaya Terus Menekan, PSIM Bertahan Rapih
Memasuki babak kedua, Persebaya mencoba meningkatkan intensitas serangan. Bruno Moreira menjadi tumpuan di lini depan, namun penyerang asal Brasil ini terus mendapat pengawalan ketat dari Raka Cahyana. Mihailo Perovic, yang diharapkan bisa menjadi pemecah kebuntuan, justru minim suplai bola matang karena lini tengah PSIM bermain rapat.
Taktik PSIM jelas: bertahan dalam blok rendah, memaksa Persebaya mengandalkan umpan-umpan silang yang mudah dipatahkan oleh duet bek tengah Yusaku Yamadera dan Franco Ramos. Di sisi lain, PSIM sesekali melancarkan serangan balik cepat, memanfaatkan kecepatan Ezequiel Vidal di sayap.
Menjelang Akhir: Ketegangan Memuncak
Tensi pertandingan semakin tinggi ketika laga memasuki sepuluh menit terakhir. team kebanggaan masyarakat jawa timur mulai bermain lebih direct, mengirim bola-bola panjang langsung ke jantung pertahanan lawan.
Menit ke-88, Ze Valente melepaskan tendangan keras dari luar kotak penalti. Bola sempat mengenai pemain bertahan, lalu memantul ke arah gawang, namun Risto Mitrevski berhasil menghalau tepat di garis gawang. Dua menit kemudian, Valente kembali mendapat peluang emas. Kali ini, tendangannya melengkung ke pojok kiri atas gawang, tetapi Cahya Supriadi kembali menjadi pahlawan PSIM dengan penyelamatan gemilang.
Gol Penentu: Vidal Bawa Pulang Kemenangan
Ketika pertandingan tampak akan berakhir imbang, drama terjadi. Menit 90+2, PSIM mendapatkan ruang di sisi kiri pertahanan bajul ijo. Dede Sapari, yang baru masuk di babak kedua, melepaskan umpan silang matang ke kotak penalti. Vidal yang tak terkawal langsung menyambar bola dengan kaki kanannya. Ernando Ari sudah berusaha menutup sudut, tetapi arah bola terlalu sulit dijangkau.
Gol itu membuat bench PSIM meledak dalam euforia. Peluit panjang beberapa menit kemudian memastikan kemenangan perdana Laskar Mataram di musim 2025/2026, sekaligus menorehkan catatan manis di laga tandang pertama mereka.
Analisis Pertandingan: Strategi PSIM Sukses, Persebaya Perlu Evaluasi
Kemenangan PSIM bukanlah keberuntungan semata. Strategi bertahan disiplin dengan sesekali melancarkan serangan balik terbukti efektif. Pelatih Jean-Paul van Gastel memaksimalkan kecepatan Vidal dan kecerdikan Ze Valente untuk mengganggu ritme permainan green force.
Di sisi lain, Persebaya terlihat kesulitan mencari variasi serangan. Pemain kunci seperti Perovic dan Bruno Moreira tidak mendapat banyak peluang bersih. Eduardo Perez, pelatih Persebaya, perlu segera mencari solusi agar lini serang lebih kreatif, terutama menghadapi tim yang bermain rapat.
Statistik Penting Laga Persebaya vs PSIM
-
Penguasaan bola: Persebaya 62% – PSIM 38%
-
Tembakan ke gawang: Persebaya 5 – PSIM 3
-
Penyelamatan kiper: Ernando Ari 2 – Cahya Supriadi 4
-
Pelanggaran: Persebaya 11 – PSIM 14
Data ini memperlihatkan dominasi penguasaan bola Persebaya, namun PSIM lebih efektif dalam memanfaatkan peluang krusial.
Daftar Susunan Pemain
Persebaya (4-3-3):
Ernando Ari; Arief Catur, Dime Dimov, Risto Mitrevski, Dejan Tumbas; Toni Firmansyah, Francisco Rivera, Milos Raicovic; Malik Risaldi, Mihailo Perovic, Bruno Moreira.
Pelatih: Eduardo Perez.
PSIM (4-3-3):
Cahya Supriadi; Raka Cahyana, Yusaku Yamadera, Franco Ramos, Reva Adi; Ghulam Fatkur, Rahmatshoh Rahmatzoda, Ze Valente; Ezequiel Vidal, Nermin Haljeta, Deri Corfe.
Pelatih: Jean-Paul van Gastel.
Reaksi Usai Laga
Pelatih PSIM, Jean-Paul van Gastel, memuji mental anak asuhnya yang tetap fokus hingga menit akhir.
“Kami tahu Persebaya tim yang kuat, apalagi di kandang. Tapi para pemain bertahan dengan hati, dan memanfaatkan peluang yang ada. Kemenangan ini modal berharga untuk laga-laga selanjutnya,” ujarnya.
Sementara itu, Eduardo Perez mengakui timnya kurang tajam di sepertiga akhir lapangan.
“Kami menciptakan peluang, tetapi tidak bisa memanfaatkannya. Kami akan evaluasi dan bekerja keras untuk laga berikutnya,” kata Perez.
Laga Selanjutnya
Persebaya akan bertandang ke markas Persib Bandung pada pekan kedua, sementara PSIM akan menjamu PSM Makassar. Kedua laga tersebut akan menjadi ujian konsistensi, terutama bagi PSIM yang ingin membuktikan bahwa kemenangan di GBT bukan sekadar kejutan sesaat.