Pertandingan antara Persebaya vs Semen Padang di pekan ke-6 BRI Super League 2025/2026 menghadirkan drama yang menegangkan. Bermain di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Jumat (19/9) malam WIB, Bajul Ijo akhirnya keluar sebagai pemenang dengan skor tipis 1-0. Gol tunggal Bruno Moreira menjadi penentu, sekaligus membuat Persebaya merangsek ke papan atas klasemen.
Meski hanya berakhir dengan satu gol, laga ini menyimpan banyak cerita menarik. Baik dari segi strategi, momen krusial, hingga dampak bagi kedua tim di klasemen sementara. Untuk itu, berikut adalah 5 fakta panas dari laga Persebaya vs Semen Padang yang wajib diperhatikan.
1. Persebaya Kehilangan Kreativitas Tanpa Francisco Rivera
Absennya Francisco Rivera sangat terasa dalam laga ini. Sang gelandang asal Meksiko biasanya menjadi otak serangan Persebaya, mengatur tempo sekaligus menyuplai bola ke lini depan. Tanpa Rivera, alur serangan Bajul Ijo sering kali buntu.
Meski para pemain seperti Milos Raickovic dan Risto Mitrevski mencoba mengisi peran tersebut, hasilnya belum maksimal. Persebaya lebih banyak melakukan tembakan jarak jauh ketimbang menembus kotak penalti. Inilah yang membuat babak pertama berjalan tanpa gol meski tim tuan rumah mendominasi penguasaan bola.
Kehilangan Rivera menunjukkan betapa pentingnya peran playmaker di tubuh Persebaya. Fakta ini bisa jadi bahan evaluasi pelatih Eduardo Perez agar tim tidak terlalu bergantung pada satu pemain.
2. Gol Tunggal yang Lahir dari Kolaborasi Freitas dan Moreira
Momen paling menentukan dalam laga Persebaya vs Semen Padang hadir pada menit ke-78. Saat itu, Gali Freitas berhasil melepaskan diri dari kawalan bek Semen Padang. Dengan kecepatan dan ketenangan, Freitas masuk ke kotak penalti lalu mengirimkan umpan matang.
Bola tersebut langsung disambar oleh Bruno Moreira yang berdiri bebas, dan tendangannya tak mampu dihalau kiper Arthur Agusto. Gol ini menjadi satu-satunya yang tercipta di pertandingan, sekaligus membuktikan kualitas dua pemain asing Persebaya.
Gol tersebut memperlihatkan efektivitas strategi serangan balik yang diterapkan Bajul Ijo. Meski sempat kesulitan membongkar pertahanan lawan, satu celah saja sudah cukup untuk menghadirkan kemenangan.
3. Cedera Ronaldo Kwateh Bikin Semen Padang Krisis
Semen Padang sempat mencoba mengubah arah permainan dengan memasukkan Bruno Gomes dan Ronaldo Kwateh pada menit ke-70. Perubahan itu memang membuat serangan Kabau Sirah lebih berbahaya, tetapi juga membuka ruang di lini belakang.
Sayangnya, justru malapetaka menimpa mereka. Ronaldo Kwateh mengalami cedera setelah benturan, sementara jatah pergantian pemain sudah habis. Alhasil, Semen Padang terpaksa bermain dengan 10 orang di sisa laga.
Kondisi ini jelas menguntungkan Persebaya yang kemudian lebih mudah menguasai bola. Cedera Kwateh menjadi pukulan telak bagi Semen Padang, apalagi ia merupakan pemain muda potensial yang sering diandalkan di lini serang.
4. Persebaya Naik ke Papan Atas, Semen Padang Terpuruk
Kemenangan tipis ini punya dampak besar pada posisi kedua tim di klasemen sementara BRI Super League 2025/2026. Dengan tambahan tiga poin, Persebaya kini mengoleksi sembilan poin dari enam laga, dan langsung melesat ke peringkat ketiga.
Situasi sebaliknya dialami Semen Padang. Kekalahan ini membuat mereka tetap terjebak di posisi ke-17 dengan hanya empat poin. Tekanan semakin besar bagi pelatih Eduardo Almeida untuk segera membawa tim keluar dari zona merah.
Perubahan posisi di klasemen menunjukkan betapa ketatnya persaingan musim ini. Satu kemenangan atau kekalahan bisa langsung mengubah peta kekuatan tim di papan atas maupun bawah.
5. Gelora Bung Tomo Jadi Benteng Angker
Faktor lain yang tak bisa dilepaskan dari laga Persebaya vs Semen Padang adalah dukungan suporter di Stadion Gelora Bung Tomo. Atmosfer GBT kembali membuktikan diri sebagai benteng angker bagi tim lawan.
Sorak-sorai Bonek yang tiada henti sepanjang pertandingan jelas memberi energi tambahan bagi pemain Persebaya. Meski sempat frustrasi karena sulit mencetak gol, para pemain tetap percaya diri berkat dorongan dari tribun.
Statistik menunjukkan bahwa GBT memang menjadi tempat favorit bagi Persebaya. Dalam beberapa musim terakhir, kemenangan kandang sering menjadi kunci mereka bertahan di papan atas. Fakta ini semakin mengukuhkan reputasi GBT sebagai salah satu stadion paling berisik sekaligus paling menakutkan di Indonesia.
Analisis Tambahan: Taktik dan Evaluasi
Dari sisi taktik, Persebaya terlihat mencoba bermain agresif sejak awal. Mereka mengandalkan pressing tinggi untuk menekan lini belakang Semen Padang. Namun tanpa kehadiran Rivera, build-up serangan terasa monoton.
Sementara itu, Semen Padang lebih banyak menunggu dan mencoba melakukan serangan balik cepat. Masuknya Bruno Gomes sempat mengubah ritme permainan, tetapi celah di lini pertahanan mereka akhirnya dimanfaatkan Persebaya.
Pelatih Eduardo Perez patut berterima kasih pada dua pemain asingnya, Freitas dan Moreira. Keduanya menjadi pembeda dalam laga ini. Sedangkan Almeida harus segera membenahi kondisi fisik timnya, terutama setelah cedera Kwateh yang bisa mengganggu strategi di laga berikutnya.
Daftar Susunan Pemain
Persebaya (4-3-3): Ernando Ari; Catur Pamungkas, Dime Dimov, Risto Mitrevski, Dejan Tumbas; Milos Raickovic, Toni Firmansyah, Gali Freitas; Malik Risaldi, Mihailo Perovic, Bruno Moreira.
Pelatih: Eduardo Perez.
Semen Padang (4-3-3): Arthur Agusto; Leo Guntara, Rui Rampa, Angelo Meneses, Samuel Christianson; Alhassan Wakaso, Pedro Matos, Ripal Wahyudi; Filipe Chaby, Cornelius Stewart, Firman Juliansyah.
Pelatih: Eduardo Almeida.
Pertandingan Persebaya vs Semen Padang di pekan ke-6 BRI Super League 2025/2026 memang hanya menghasilkan satu gol, tetapi sarat drama. Absennya Rivera, gol kolaborasi Freitas-Moreira, cedera Kwateh, hingga atmosfer Gelora Bung Tomo, semua menyatu menjadi cerita menarik.
Bagi Persebaya, kemenangan ini jadi momentum penting untuk terus bersaing di papan atas. Sementara bagi Semen Padang, kekalahan ini jadi alarm keras agar segera berbenah sebelum situasi semakin sulit.
Sepak bola memang bukan sekadar soal skor, tetapi juga cerita di balik setiap laga. Dan duel Persebaya kontra Semen Padang membuktikan hal itu dengan sangat jelas.