Dramatis Persita taklukan PSM di kandang

Persita vs PSM Makassar: 3 Drama Panas yang Bikin Tegang

Pertemuan Persita Tangerang melawan PSM Makassar di ajang BRI Super League 2025/2026 Kamis (11/9/2025) malam WIB benar-benar menghadirkan tontonan seru sekaligus mendebarkan. Bermain di Stadion Internasional Banten, pertandingan ini menghadirkan adu gengsi antara dua tim dengan misi berbeda: Persita yang mencari kemenangan perdana dan PSM yang berusaha mempertahankan rekor tak terkalahkan.

Hasil akhirnya mengejutkan banyak pihak. Persita sukses menumbangkan tim tamu dengan skor tipis 2-1. Namun yang membuat laga ini benar-benar panas bukan hanya soal skor akhir, melainkan tiga drama besar yang bikin penonton di stadion maupun di rumah menahan napas hingga peluit panjang berbunyi.

Dalam artikel ini, kita akan membedah tiga drama panas yang jadi penentu jalannya pertandingan. Mulai dari keputusan penalti, gol telat yang hampir membalikkan keadaan, hingga kartu merah kontroversial di detik akhir.


Drama Pertama: Penalti Eber Bessa yang Mengubah Arah Pertandingan

Sejak peluit kick-off dibunyikan, kedua tim bermain hati-hati tapi tetap agresif dalam duel-duel perebutan bola. PSM, dengan gaya khas pelatih Bernardo Tavares, mencoba menguasai lini tengah lewat kombinasi passing cepat. Sementara Persita tampil lebih menunggu dan mengandalkan serangan balik.

Ketegangan mulai terasa ketika wasit menunjuk titik putih pada menit ke-29. Situasi bermula dari crossing cepat yang masuk ke area penalti PSM. Yuran Fernandes, yang mencoba memotong bola, justru melakukan handball. Meski sempat diprotes keras oleh para pemain PSM, wasit bergeming.

Eber Bessa maju sebagai eksekutor. Dengan tenang, gelandang asal Brasil itu mengarahkan bola ke sisi kiri gawang, mengecoh kiper Hilman Syah yang sudah terlanjur bergerak ke kanan. Gol ini menjadi titik balik, membuat Persita lebih percaya diri menguasai jalannya pertandingan.

Bagi Persita, gol ini terasa spesial karena bukan hanya membuka skor, tetapi juga menjadi momentum yang membuat suporter tuan rumah bergemuruh. Sejak saat itu, atmosfir stadion benar-benar berubah: dari tegang menjadi penuh semangat mendukung Pendekar Cisadane.


Drama Kedua: Gol Spektakuler Lucas Dias yang Bangkitkan Harapan

PSM Makassar bukan tanpa perlawanan. Meski tertinggal, mereka terus menekan lewat serangan sayap yang mengandalkan kecepatan Yakob Sayuri dan agresivitas Everton Nascimento. Namun, rapatnya lini pertahanan Persita yang digalang Javlon Guseynov dan Ryuji Utomo membuat peluang mereka mentah berulang kali.

Memasuki menit-menit akhir, tekanan PSM makin gencar. Saat laga tinggal satu menit waktu normal, datanglah momen yang membuat ribuan pendukung PSM bersorak. Lucas Dias, gelandang asal Brasil, melepaskan sepakan jarak jauh keras dari luar kotak penalti. Bola meluncur deras tanpa bisa dihalau kiper Persita, Dede Rodrigues.

Gol ini bukan hanya indah, tapi juga penuh drama karena lahir di menit ke-89. Skor imbang 1-1 membuat PSM seperti berhasil menghindari kekalahan. Para pemain Persita yang sudah di ambang kemenangan pun terlihat panik.

Namun, sepak bola selalu penuh kejutan. Dan kejutan itu datang hanya beberapa menit setelah gol Dias.


Drama Ketiga: Penalti di Injury Time & Kartu Merah Alex Tanque

Laga yang sudah panas semakin meledak di masa injury time. Pada menit ke-90+2, sebuah duel di kotak penalti PSM berujung kontroversi. Bek kiri PSM, Victor Luiz, dianggap melanggar pemain Persita yang mencoba menusuk dari sisi kanan.

Wasit tak ragu menunjuk titik putih untuk kedua kalinya. Protes keras langsung mewarnai lapangan. Para pemain PSM mengepung wasit, sementara pemain Persita berusaha menjaga fokus.

Kali ini giliran Pablo Ganet yang maju sebagai eksekutor. Dengan penuh ketenangan, ia mengarahkan bola ke sudut kanan bawah. Hilman Syah sudah membaca arah bola, tapi kecepatan tembakan membuatnya gagal menjangkau. Stadion pun bergemuruh. Skor berubah menjadi 2-1 untuk Persita pada menit ke-90+3.

Belum selesai drama, di detik-detik akhir pertandingan, Alex Tanque membuat kesalahan fatal. Striker PSM itu melakukan tekel keras terhadap Javlon Guseynov. Wasit tanpa ragu mengeluarkan kartu merah langsung. PSM pun harus menutup laga dengan 10 pemain.

Momen ini semakin mempertegas ketegangan pertandingan. Para pendukung Persita bersorak lega, sementara fans PSM hanya bisa terdiam menyaksikan tim kebanggaan mereka gagal mempertahankan rekor tak terkalahkan.


Dampak Kemenangan bagi Persita

Kemenangan ini terasa sangat penting bagi Persita. Sebelum laga, mereka mengalami start yang kurang konsisten di awal musim. Hasil positif melawan PSM bukan hanya menambah tiga poin, tetapi juga memberikan suntikan moral besar bagi para pemain dan suporter.

Pelatih Luis Edmundo Pena memuji mental anak asuhnya yang mampu tetap fokus di tengah tekanan. “Kami tahu PSM tim yang kuat, tapi anak-anak bermain disiplin dan berani mengambil risiko. Hasil ini menjadi motivasi besar untuk pertandingan berikutnya,” ujar Pena seusai laga.


Kekalahan Pahit untuk PSM

Di sisi lain, kekalahan ini menjadi tamparan keras bagi PSM. Sebelum laga, mereka memang belum terkalahkan, tapi sebagian besar hasilnya hanya seri. Harapan untuk membawa pulang poin dari Banten sirna akibat dua penalti dan kartu merah.

Pelatih Bernardo Tavares menyebut timnya harus belajar dari kesalahan. “Kami kehilangan fokus di momen-momen penting. Detail kecil seperti handball atau pelanggaran di kotak penalti harus dihindari. Sepak bola di level ini tidak memberi ruang untuk kesalahan,” tegasnya.


Susunan Pemain

Persita Tangerang:
Rodrigues; Toha, Ryuji, Kozubayev, Zalnando; Bae, Guseynov; Hokky, Bessa, Medina; Racic.
Pelatih: Luis Edmundo Pena.

PSM Makassar:
Hilmansyah; Lasinari, Aloisio, Fernandes, Luiz; Savio, Akbar; Dethan, Gledson, Themopole; Kamara.
Pelatih: Bernardo Tavares.


Laga Sarat Drama yang Akan Dikenang

Pertandingan antara Persita dan PSM di Stadion Internasional Banten bukan sekadar laga biasa. Ada tiga drama panas yang membuat duel ini layak dikenang:

  1. Penalti Eber Bessa yang membuka keunggulan.

  2. Gol spektakuler Lucas Dias yang sempat membangkitkan harapan PSM.

  3. Drama injury time berupa penalti Ganet dan kartu merah Alex Tanque.

Sepak bola Indonesia kembali membuktikan bahwa pertandingan bukan hanya soal teknik, tapi juga emosi, tensi, dan momentum. Bagi Persita, ini adalah awal yang bisa membangkitkan kepercayaan diri. Sementara bagi PSM, kekalahan ini menjadi pengingat bahwa menjaga konsistensi jauh lebih sulit daripada sekadar tak terkalahkan.

More From Author

fluminense vs bahia, fluminense melaju ke babak selanjutnya

Fluminense vs Bahia: 5 Fakta Mengejutkan Kemenangan 2-0