Roma vs LOSC: 3 Penalti Buyar, Ozer Bersinar

Pertandingan Roma vs LOSC pada matchday kedua Liga Europa 2025/2026 di Stadion Olimpico berlangsung penuh drama dan emosi. Tuan rumah AS Roma datang dengan ambisi mengamankan poin penuh di depan pendukung sendiri, namun justru harus menelan pil pahit.

Gol cepat Hákon Arnar Haraldsson di menit-menit awal membuat kejutan besar. Kesalahan fatal dari Kostas Tsimikas membuka ruang serangan balik Lille yang dimanfaatkan Tiago Correia. Umpan manisnya langsung disambar Haraldsson dengan sepakan keras tak terbendung. Skor berubah 0-1, dan sejak saat itu Roma dipaksa mengejar.

Para pemain Roma mencoba bangkit dengan menguasai penguasaan bola. Lorenzo Pellegrini, Matías Soule, hingga Bryan Cristante berusaha mengatur ritme, tetapi solidnya pertahanan Lille yang dikomandoi Chancel Mbemba membuat semua serangan mentok.


Lille Tampil Efisien, Roma Dominasi Tanpa Hasil

Secara statistik, Roma jelas lebih dominan. Mereka unggul dalam penguasaan bola, menciptakan banyak peluang, bahkan tiga kali mendapat hadiah penalti. Namun, dominasi tersebut tidak berbanding lurus dengan hasil di lapangan.

Lille memainkan strategi efisien: bertahan rapat, menunggu momen, lalu melancarkan serangan balik cepat. Olivier Giroud, yang kembali jadi ujung tombak, memang tidak mencetak gol, tetapi perannya cukup penting sebagai pemantul bola. Correia dan Fernandez-Pardo beberapa kali mengancam dengan pergerakan di sisi sayap.

Di sisi lain, Roma semakin frustrasi karena serangan demi serangan selalu kandas. Soule beberapa kali mencoba tembakan jarak jauh, sementara Ferguson mengandalkan duel udara. Namun, semua percobaan itu masih bisa dimentahkan.


Drama Penalti: 3 Kesempatan Buyar

Sorotan utama laga ini datang di menit-menit akhir. Roma mendapat tiga kesempatan emas dari titik putih. Pertama, wasit menunjuk titik penalti setelah handball di kotak terlarang. Artem Dovbyk maju sebagai eksekutor, namun sepakan kerasnya ditepis Ozer.

VAR kemudian meminta eksekusi diulang karena kiper dianggap bergerak terlalu cepat. Dovbyk kembali mengambil ancang-ancang, tetapi hasilnya sama. Ozer lagi-lagi menjadi pahlawan dengan refleks briliannya.

Seakan belum cukup, drama berlanjut. Di menit-menit terakhir, Roma kembali mendapat penalti ketiga setelah Soule dijatuhkan. Kali ini, Soule sendiri yang mengambil tendangan. Namun, malam benar-benar milik Ozer. Dengan tenang, ia membaca arah bola dan kembali menggagalkan kesempatan emas tuan rumah.

Tiga penalti, tiga kali gagal. Olimpico pun terdiam, sementara para pemain Lille merayakan dengan penuh semangat.


Berke Ozer: Tembok Baru Eropa

Nama Berke Ozer menjadi headline besar dari laga ini. Kiper muda asal Turki itu tampil luar biasa, bukan hanya karena menggagalkan tiga penalti, tetapi juga beberapa kali melakukan penyelamatan krusial sepanjang pertandingan.

Refleks cepatnya saat menepis sundulan Ferguson, kepercayaan dirinya saat menghadapi Soule, hingga ketenangan menghadapi tekanan puluhan ribu fans Roma, membuatnya dijuluki sebagai “tembok baru Eropa”.

Penampilan ini memperkuat reputasi Ozer sebagai salah satu kiper muda paling menjanjikan di kompetisi Eropa musim ini. Jika terus konsisten, bukan tidak mungkin ia segera dilirik klub-klub elite di liga top.


Reaksi Pelatih

Pelatih Roma, Gian Piero Gasperini, tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. “Kami sudah bermain dengan intensitas tinggi, menciptakan banyak peluang, bahkan tiga kali penalti. Namun, jika tidak bisa memanfaatkannya, inilah akibatnya,” ujarnya pasca laga.

Sementara itu, pelatih Lille, Bruno Genesio, memuji mentalitas timnya. “Kami tahu Roma akan menekan habis-habisan. Tapi para pemain bertahan dengan disiplin, dan Ozer melakukan sesuatu yang luar biasa. Ini kemenangan penting untuk melangkah jauh di Liga Europa.”


Implikasi untuk Klasemen

Kemenangan ini membuat Lille menjaga catatan sempurna mereka di fase grup. Dengan dua kemenangan beruntun, mereka memimpin klasemen sementara dengan koleksi enam poin. Hal ini menegaskan bahwa wakil Ligue 1 itu bukan sekadar penggembira, melainkan penantang serius.

Roma sebaliknya harus menerima kenyataan pahit. Kegagalan meraih poin di kandang membuat peluang mereka semakin berat. Meski masih ada empat laga tersisa, kekalahan ini bisa berdampak pada mental pemain, apalagi setelah membuang tiga penalti di satu pertandingan.


Analisis Taktis

  1. Roma

    • Mengandalkan penguasaan bola dan umpan-umpan diagonal.

    • Serangan banyak bertumpu pada Soule dan crossing Tsimikas.

    • Lemah dalam penyelesaian akhir, plus rapuh saat transisi.

  2. LOSC Lille

    • Bermain rapat dengan blok pertahanan menengah.

    • Mengandalkan serangan balik melalui Correia dan Haraldsson.

    • Ozer jadi kunci utama dengan performa penjaga gawang kelas dunia.


Catatan Sejarah

Laga Roma vs LOSC ini akan dikenang sebagai salah satu pertandingan dengan drama penalti paling menegangkan di Liga Europa. Sangat jarang sebuah tim mendapat tiga penalti dalam satu pertandingan, dan lebih jarang lagi semuanya gagal dieksekusi.

Berke Ozer kini masuk dalam daftar penjaga gawang yang menorehkan “hat-trick penalti save”, sebuah prestasi langka di level kompetisi Eropa.


Susunan Pemain

Roma: Svilar; Celik, Hermoso, N’Dicka; Wesley, Cristante, El Aynaoui, Tsimikas; Soule, Pellegrini; Ferguson.
Pelatih: Gasperini.

LOSC Lille: Ozer; Tiago Santos, Ngoy, Goffi, Verdonk; Bouaddi, Bentaleb; Fernandez-Pardo, Haraldsson, Correia; Giroud.
Pelatih: Genesio.

Pertandingan Roma vs LOSC menjadi bukti bahwa sepak bola bukan sekadar soal dominasi atau statistik. Roma unggul dalam hampir semua aspek permainan, namun gagal memanfaatkan tiga penalti yang seharusnya bisa membalikkan keadaan.

Di sisi lain, Lille membuktikan efektivitas strategi mereka. Gol cepat Haraldsson dan heroisme Ozer di bawah mistar membuat tim asal Prancis itu meraih kemenangan penting.

“Roma vs LOSC: 3 Penalti Buyar, Ozer Bersinar” bukan hanya sebuah judul laga, tapi gambaran nyata bagaimana seorang pemain bisa mengubah jalannya pertandingan dan menulis sejarah dengan tangannya sendiri.

More From Author

Monaco vs Man City: 5 Fakta Gila Duel Dramatis 2-2