Site icon TECFIR

Hancur di Kandang! 5 Blunder Fatal Persib vs Port FC

Pemain Persib berduel dengan Pemain dari Port Fc

Pemain Persib berduel dengan Pemain dari Port Fc

Bandung – Laga pembuka Grup B Piala Presiden 2025 antara Persib Vs Port Fc menyuguhkan kejutan pahit bagi Persib Bandung. Bermain di Stadion Si Jalak Harupat pada Minggu, 6 Juli 2025, Maung Bandung harus menelan pil pahit setelah dikalahkan wakil Thailand, Port FC, dengan skor 0-2. Kekalahan ini jelas menjadi tamparan keras, mengingat Persib tampil di hadapan puluhan ribu bobotoh yang memadati stadion.

Secara statistik, permainan Persib tidak sepenuhnya buruk. Bahkan, mereka memulai laga dengan intensitas tinggi dan menciptakan sejumlah peluang. Namun, efektivitas Port FC dalam memanfaatkan momen dan lemahnya koordinasi lini belakang Persib menjadi penentu hasil akhir. Berikut lima fakta penting dari kekalahan menyakitkan Persib kali ini:


1. Awal Menjanjikan Persib yang Tak Berujung Gol

Babak pertama seolah memberikan harapan bagi pendukung Persib. Anak-anak asuhan Bojan Hodak tampil bersemangat dan langsung menekan sejak menit awal. Saddil Ramdani dan Zulkifli Lukmansyah jadi motor serangan utama, masing-masing dari sisi kanan dan kiri.

Peluang emas pertama datang di menit ke-12. Umpan lambung dari William Marcilio disambut Zulkifli dengan tendangan keras yang mengarah ke gawang. Sayangnya, kiper Port FC, Somporn Yos, tampil solid dan berhasil mengamankan bola.

Tak lama setelah itu, giliran Uilliam Barros yang mengancam lewat sundulan tajam setelah menerima umpan silang dari William. Lagi-lagi peluang tersebut belum menghasilkan gol. Dari segi permainan, Persib tampak lebih dominan di 20 menit pertama, namun kurang klinis dalam penyelesaian akhir.


2. Gol Spektakuler Bordin Phala Jadi Titik Balik

Setelah ditekan hampir sepanjang awal laga, Port FC perlahan mulai menemukan ritme permainan mereka. Organisasi lini tengah yang dikomandoi Peeradol Chamrasamee dan Noboru Shimura mulai mampu mengimbangi tekanan Persib.

Puncaknya terjadi di menit ke-33. Bermula dari serangan balik cepat, Bordin Phala menerima bola di luar kotak penalti dan melepaskan tembakan keras kaki kiri yang mengejutkan Teja Paku Alam. Bola melengkung indah dan menghujam pojok kiri atas gawang, membuat skor berubah menjadi 0-1.

Gol ini menjadi pukulan moral bagi Persib. Setelahnya, permainan mereka sedikit kehilangan arah, dan Port FC memanfaatkan momentum tersebut untuk mengontrol ritme hingga akhir babak pertama.


3. Pergantian Pemain yang Belum Efektif

Memasuki babak kedua, pelatih Bojan Hodak mencoba mengubah skema dengan beberapa pergantian pemain. Adam Alis masuk menggantikan Marc Klok untuk memberikan keseimbangan di lini tengah, sementara Berginho dan Adzikry Fadlilah diturunkan guna menambah daya dobrak.

Secara individu, performa para pemain pengganti cukup menjanjikan. Berginho, misalnya, beberapa kali mencoba membongkar pertahanan Port FC lewat dribbling dan tusukan dari tengah. Namun, secara kolektif, komposisi baru ini belum menunjukkan kekompakan yang cukup untuk membongkar pertahanan lawan.

Koordinasi antar lini terlihat masih belum padu, terutama dalam fase transisi dari menyerang ke bertahan. Ini menjadi salah satu kelemahan utama yang akhirnya dimanfaatkan lawan.


4. Penalti Kontroversial yang Menentukan

Laga semakin sulit bagi Persib ketika pada menit ke-70, Asnawi Mangkualam dijatuhkan oleh Al Hamra Hehanussa di dalam kotak penalti. Meskipun terlihat ada kontak minimal, wasit tanpa ragu menunjuk titik putih.

Eksekusi penalti dilakukan oleh Peeradol Chamrasamee, yang menunaikan tugasnya dengan tenang. Bola dikirim ke sisi kiri gawang dan gagal diantisipasi Teja. Skor berubah menjadi 0-2, dan suasana stadion pun langsung menjadi senyap.

Meski sejumlah pemain Persib sempat memprotes keputusan wasit, namun VAR yang digunakan pada laga ini tetap mengesahkan penalti tersebut. Gol kedua ini secara psikologis membuat para pemain Persib kehilangan momentum untuk bangkit.


5. Bojan Hodak Beri Jam Terbang Pemain Muda

Di tengah kondisi tertinggal dua gol, Bojan Hodak justru menunjukkan ketenangannya dengan mengambil pendekatan berbeda. Alih-alih terburu-buru memasukkan pemain senior, ia memilih memberikan kesempatan bermain kepada para pemain muda.

Nazriel Alfaro dan Athaya Zahran diberi menit bermain, dan performa mereka cukup menjanjikan walau belum memberi dampak signifikan. Sementara itu, Henhen Herdiana diplot sebagai bek kiri, posisi yang tak biasa ia isi. Ini mengindikasikan bahwa Bojan juga sedang menguji fleksibilitas timnya dalam laga kompetitif.

Langkah Bojan mungkin tidak populer, tetapi bisa menjadi investasi jangka panjang untuk memperkuat kedalaman skuad Maung Bandung musim ini.


Analisis Strategi: Dominasi Tak Selalu Menang

Persib memang lebih dominan dalam hal penguasaan bola dan jumlah peluang. Namun dalam sepak bola, efektivitas dan disiplin taktis lebih penting dari sekadar statistik. Port FC tampil efisien. Mereka tidak banyak menguasai bola, namun tahu kapan harus menekan dan mematikan ruang.

Dengan formasi 4-3-3 yang solid, Port FC bermain pragmatis namun mematikan. Tiga gelandang mereka bekerja keras dalam duel perebutan bola, sementara trio depan mereka memanfaatkan celah dari sisi full-back Persib yang kerap naik terlalu tinggi.


Susunan Pemain Lengkap

Persib Bandung (4-3-3)

Port FC (4-3-3)


Evaluasi Segera, Masih Ada Kesempatan

Kekalahan di laga pembuka bukanlah akhir segalanya bagi Persib Bandung. Namun, ini harus dijadikan sebagai pelajaran penting untuk mengevaluasi kelemahan taktik, koordinasi pemain, dan respons terhadap tekanan.

Bojan Hodak memiliki pekerjaan rumah yang cukup besar, terutama dalam menyatukan chemistry antar lini serta meningkatkan efektivitas di lini depan. Dengan sisa pertandingan di Grup B, masih ada kesempatan untuk bangkit dan membuktikan bahwa Persib memang layak diperhitungkan.

Yang pasti, para bobotoh tentu berharap performa seperti ini tak terulang di laga selanjutnya.

Exit mobile version