Paris Saint-Germain (PSG) menorehkan kisah dramatis di perempat final Piala Dunia Antarklub 2025. Bertemu raksasa Jerman, Bayern Munchen, di Mercedes-Benz Stadium, Atlanta, skuad asuhan Luis Enrique sukses mengamankan tiket ke semifinal lewat kemenangan 2-0. Namun, skor akhir ini tak mencerminkan betapa tegangnya pertandingan yang penuh insiden, termasuk dua kartu merah dan dua gol Bayern yang dianulir VAR.
Laga Sarat Tekanan Sejak Kick-off
Sejak peluit babak pertama dibunyikan, Sang juara UCL langsung tampil agresif. Desire Doue hampir membuka keunggulan di menit ke-3 melalui sepakan kerasnya dari tepi kotak penalti. Sayangnya, bola masih melebar tipis di sisi kiri gawang. Serangan cepat ini langsung memberikan sinyal bahwa PSG tak ingin menunggu terlalu lama untuk menguasai jalannya pertandingan.
Namun, Bayern bukan lawan sembarangan. Tim asuhan Vincent Kompany merespons cepat dengan meningkatkan tekanan. Michael Olise nyaris mencetak gol di menit ke-27 usai menerima umpan terobosan, tapi Donnarumma tampil gemilang di bawah mistar.
Pertandingan terus berjalan terbuka. Tiga menit berselang, giliran Khvicha Kvaratskhelia dari PSG yang mengancam. Aksi individunya memaksa Manuel Neuer berjibaku menyelamatkan gawangnya.
Peluang demi peluang terus mengalir. Menit ke-34, Harry Kane mendapat ruang sundulan bebas di dalam kotak penalti. Tapi bola justru melebar. Ketegangan memuncak di penghujung babak pertama, ketika Michael Olise mencetak gol di menit 45+2. Euforia Bayern hanya berlangsung sesaat karena VAR menyatakan posisi offside. Skor 0-0 menutup babak pertama yang intens.
Babak Kedua: Taktik, Emosi, dan Ketegangan Maksimal
Masuk babak kedua, Anak asuhan Luis Enrique meningkatkan tempo. Peluang emas datang dari Bradley Barcola di menit ke-49, namun lagi-lagi Neuer jadi tembok kokoh. Dembele ikut mengancam di menit ke-74, tapi sepakan kerasnya dari luar kotak penalti hanya meluncur tipis di samping gawang.
Kebuntuan akhirnya pecah di menit ke-78. Desire Doue, pemain muda yang tampil penuh percaya diri sepanjang laga, mencetak gol spektakuler. Berawal dari pergerakan di tepi kotak penalti, ia melepaskan tembakan ke sudut kanan bawah gawang Bayern. Manuel Neuer sudah melayang, tapi tak mampu menjangkau bola. Paris Saint Germaint unggul 1-0, dan stadion pun bergemuruh.
Namun, drama sesungguhnya baru dimulai.
Dua Kartu Merah dan VAR Kembali Jadi Sorotan
Menit ke-83 jadi titik krusial. Bek asal klub prancis, Willian Pacho, melakukan tekel keras yang memicu ketegangan. Wasit tak ragu mengeluarkan kartu merah langsung. PSG kini harus bertahan dengan 10 pemain menghadapi tekanan Bayern.
Tekanan Bayern membuahkan peluang di menit ke-88. Harry Kane akhirnya menjebol gawang PSG lewat penyelesaian klinis. Tapi seperti gol Olise di babak pertama, gol ini juga dianulir VAR karena Kane berada dalam posisi offside.
Ironisnya, dalam masa injury time, PSG kembali kehilangan pemain. Lucas Hernandez mendapat kartu kuning kedua usai melakukan pelanggaran tak perlu. Kini PSG hanya memiliki 9 pemain di lapangan, dengan sisa waktu beberapa menit melawan tim sekelas Bayern.
Namun, alih-alih tertekan, PSG justru melancarkan serangan balik cepat. Di menit 90+7, Ousmane Dembele menunjukkan kualitasnya. Ia memanfaatkan kelengahan lini belakang Bayern dan menyelesaikan peluang dengan tenang, membawa PSG unggul 2-0. Gol ini jadi penutup laga yang penuh emosi, insiden, dan kejutan.
Mental Baja PSG, Strategi Enrique
Kemenangan ini bukan sekadar hasil pertandingan, tapi simbol dari mentalitas baja PSG. Bermain dengan sembilan orang, melawan tekanan, dua kartu merah, dan tetap mencetak gol, menunjukkan bahwa PSG di bawah asuhan Luis Enrique telah berkembang bukan hanya secara teknik, tetapi juga dalam karakter.
Enrique pantas mendapat pujian tinggi. Ia mampu menjaga struktur tim meski kekurangan pemain, memilih tetap menyerang dalam situasi genting, dan mengandalkan para pemain muda seperti Doue yang tampil sangat dewasa di momen-momen krusial.
Bayern: Gagal Maksimalkan Peluang, VAR Menghantui
Sementara itu, Bayern Munchen harus menelan kenyataan pahit. Meski menguasai penguasaan bola dan menciptakan beberapa peluang emas, mereka gagal mencetak satu gol sah pun. Dua gol dianulir karena offside, dan ketidakefektifan di lini depan menjadi salah satu faktor kekalahan.
Kompany tampak frustrasi di pinggir lapangan. Ia sudah menginstruksikan pergantian ofensif di babak kedua, tapi buruknya koordinasi di lini belakang justru membuka celah bagi PSG mencetak gol kedua di penghujung laga.
Susunan Pemain dan Statistik Singkat
PSG XI:
Donnarumma; Hakimi, Marquinhos, Pacho, Nuno Mendes; Vitinha, Neves, Fabian; Doue, Barcola, Kvaratskhelia
Pelatih: Luis Enrique
Bayern XI:
Neuer; Laimer, Stanisic, Upamecano, Tah; Pavlovic, Kimmich, Olise, Musiala, Coman; Kane
Pelatih: Vincent Kompany
Statistik Menarik:
-
Kartu Merah PSG: 2 (Pacho 83’, Hernandez 90+3)
-
Gol Dianulir Bayern: 2 (Olise 45+2’, Kane 88’)
-
Man of the Match: Desire Doue
Tiket Semifinal di Tangan, PSG Masih Harus Berjuang
Dengan kemenangan ini, PSG menjadi tim ketiga yang lolos ke semifinal. Mereka menyusul Real Madrid dan satu wakil dari Brasil yang juga telah memastikan tempat lebih dulu. Siapa lawan PSG selanjutnya? Masih menunggu hasil dari laga terakhir babak perempat final.
Namun, satu hal yang pasti: siapapun lawannya nanti, PSG sudah membuktikan bahwa mereka adalah salah satu tim paling berbahaya di turnamen ini. Bahkan dalam kekurangan, mereka tetap bisa mencetak kemenangan.
Laga Tak Akan Dilupakan
Pertandingan ini akan dikenang bukan hanya karena skor akhirnya, tapi karena dramanya. Dua gol, dua kartu merah, dua gol dianulir, dan satu penampilan penuh determinasi dari tim Paris.
PSG tak hanya menang atas Bayern, mereka juga menang atas tekanan, emosi, dan situasi. Sebuah kemenangan yang layak disambut sorak sorai — dan juga jadi peringatan untuk tim manapun yang akan mereka hadapi di semifinal.